Kisah Kasih Disekolah
Kebahagiaan sesungguhnya.
Di dalam kamar yang di penuhi oleh coretan
terdengar merdunya alunan gitar. Ditambah dingin nya udara menyelimuti malam.
Aku terbawa suasana ketika seseorang lelaki berambut ikal memainkan gitar. Dia
sahabatku, dan ku lihat ada air seukuran biji jagung yang menetes mengarah pipi
lembut nya.
"Bem, lo kenapa?" Ujar ku.
"Hmm.. lo inget sama Yasmin gak?"
Ujar Bembi.
"Oh iya, udah 4 tahun dia ninggalin
kita." Ujar ku.
"Gimana ya kabar dia sekarang?"
Ujar Bembi.
Yasmin, gadis lugu bermata sayu dengan kaca
mata yang membuat nya terlihat sederhana. Iya, itu sahabat kami.. sudah 4 tahun
dia meninggalkan kami semenjak lulus SD. Karna faktor orang tua nya yang
memiliki usaha di bangkok dan terpaksa Yasmin sekolah dan tinggal disana.
"Andai aja masih ada Yasmin ya bem.
Mungkin kita gak akan sepi kaya gini" Ujar ku sedikit sedih.
"Yaudahlah, mungkin suatu saat dia
akan balik lagi ke jakarta. Main sama kita lagi" Ujar Bembi menyemangati.
"Hehe, yaudahlah.. kalo gitu gue
pulang dulu yaa, udah malem, besok sekolah." Ujar ku.
"Okesip, hati-hati di jalan yaa..
besok gue samper kerumah lo buat berangkat sekolah bareng." Ujar Bembi
***
Tiba saatnya ketika sang fajar mulai
menjelang, suara ayam jantan pun mulai beradu dan suara adzan shubuh masih di
telinga. Aku bergegas mandi dan menyiapkan pakaian untuk berangkat ke sekolah.
Jam menunjukan pukul 5.45 Wib. Aku sudah
selesai mandi dan memakai seragam, sekalian iseng-iseng menunggu kedatangan
bembi aku pun membuka buku untuk belajar.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat
menunjukan pukul 6.30 Wib. Terdengar suara ketukan dari pintu depan.
Tok..tok..tok
"Misi.. Rizky, Rizky" Bembi
memanggil.
Terdengar sebuah panggilan, rupa nya Bembi
sudah datang. "Lama banget bro, sampe lumutan gini gue nungguin."
Ujar ku sedikit kesal.
"Sorry..sorry, yuk berangkat"
Ujar Bembi.
Ketika sudah setengah jalan menuju sekolah
tiba-tiba aku punya firasat buruk. Ternyata sepeda motor yang ku tunggangi itu
ban nya bocor. Dan kebetulan sepeda motor itu milik Bembi.
"Duh ki, gimana ini? dikit lagi bel
sekolah bunyi. Jam pertama kan pelajaran bu Yuli, lo tau sendiri kan dia
galaknya minta ampun kalo sampe ada yang telat." Bembi kebingungan.
"Hmm, gini aja.. motor kita titip di
warung, trus kita naik ojeg, sepulang sekolah kita ambil motor lo.
Gimana?" Ujar ku dengan ide cemerlang.
Gak diduga, seorang perempuan berambut
sebahu turun dari dalam mobil berwarna putih. Dia Amel, teman satu sekolahan
ku.
"Motor nya kenapa ki, bem?" Amel
bertanya.
"Ban nya bocor nih mel." Ujar
Bembi.
"Rencana nya sih kita mau naik ojeg
buat kesekolah." Ujar ku.
"Kalo gitu, naik mobil aku aja. Kita
berangkat bareng." Amel memberi tumpangan.
"Wah ide bagus tuh" Ujar Bembi
penuh semangat.
"Gausah mel, makasih. Kita naik ojeg
aja." Ujar ku singkat.
Bembi pun berbisik di telinga ku. "Ki,
ko lo tolak sih?" Ujar Bembi sedikit kesal.
"Kalo lo mau, lo sendirian aja biar
gue naik ojeg" Ujar ku.
"Kok ditolak ki, aku bermaksud baik
loh" Ujar Amel kecewa.
"Gak kok mel, gak apa-apa" Ujar
ku.
Aku sengaja cuekin Amel, dulu Amel sering
beri aku surat, dengan kata-kata indah di dalam nya. Di satu sisi aku ingat
sahabat ku. Bembi jatuh cinta sama Amel sejak pertama masuk sekolah menengah
kejuruan. Aku mau jaga perasaan nya, aku gak mau dia terluka.
Waktu menunjukan pukul 7.00 Wib, dan kami
mulai memasuki gerbang sekolah dengan keadaan terlambat. Saat itu kami baru
duduk di bangku kelas 1 SMK. Kebetulan seminggu lagi ujian kenaikan kelas.
"Ki, gimana ini? kita musti jawab apa
sama bu Yuli?" Bembi panik.
"Yaudah tenang aja, kita tinggal
bilang jujur. Selebihnya terserah dia" Ujar ku tenang.
Aku dan Bembi pun memasuki ruangan.
"Darimana saja kalian jam segini baru
sampai?" Ujar bu Yuli sedikit membentak.
"A..a..nu bu, macet bu" Ujar
Bembi berbohong.
"Kamu itu gimana sih? Yaa nama nya
jakarta pasti macet. Maka nya datang lebih awal" Ujar bu Yuli marah.
"Kami baru dapet musibah bu, ban motor
Bembi bocor, kami kesini naik ojeg. Kami siap kok bu kalo harus menerima
hukuman." Ujar ku.
"Betul yang kamu katakan, ki?" Bu
Yuli bertanya. "Kalo benar begitu silakan kalian duduk." Bu Yuli
memaafkan"
"Terimakasih bu." Ujar aku dan
Bembi.
***
Hingga pada saat nya tiba, ujian kenaikan
kelas pun sudah dilaksanakan. Sisanya tinggal aku berdoa untuk kenaikan level
ku yang lebih tinggi.
2 minggu pun berlalu, sekarang tepat dimana
pengambilan rapot dilaksanakan, semua siswa/siswi berkumpul di ruang yang sudah
di tentukan.
"Menurut lo? kita naik kelas gak
ki?" Ujar Bembi.
"Naik dong.. liat aja nanti,
hehe" Ujar ku.
Rapot pun dibagikan, aku buka rapot itu
secara bersamaan dengan Bembi. Disitu tertulis bahwa kami naik kelas. Walau pun
nilainya gak bagus-bagus amat.
"Tuh kan, apa gue bilang. Kita pasti
naik kan.. hehe" Ujar ku.
"Alhamdulillah yah :)" Ujar Bembi.
"Tunggu deh, gue keingetan sama
Yasmin. Dia kan seumuran sama kita, pasti dia juga lagi kenaikan kelas disana.
Gue jadi kangen" Ujar ku.
"Iya gue juga, berdoa aja deh biar dia
cepet balik kesini. Aamiin" Ujar Bembi.
"Aamiin" Ujar ku.
Seiring berjalan nya sang waktu, aku pun
berada di kelas 2 SMK dan pada saat itu ada anak pindahan, dia perempuan,
rambutnya panjang dan dia cantik. Dia sekelas dengan Amel, kelas mereka tepat
di lantai atas, di atas kelas aku dan Bembi.
***
Tepat di pagi hari, di libur sekolah.
Burung berkicau ria di taman. Ku lihat ada seseorang yang gak asing bagiku. Dia
Naura, murid pindahan yang ku bilang cantik tadi. Ku hampiri dia dan duduk di
samping nya.
"Hey sendirian aja." Ujar ku.
"Hmm.. iya nih." Ujar Naura
"Kamu ngapain disini?" Naura bertanya.
"Gue abis jalan-jalan pagi aja nih,
nyari udara segar mumpung libur. Hehe" Ujar ku sambil tertawa. "Kamu
ngapain disini?" Aku bertanya.
"Aku bete dirumah, aku lagi nyari
suasana baru aja disini" Ujar Naura sambil senyum kecil.
"Oiya, nanti siang temenin aku
jalan-jalan yuk" Ujar Naura.
"Wah kebetulan, nanti siang ikut aku
aja" Ujar ku.
"Kemana? yaudah deh." Ujar naura
mengiyakan ajakan ku.
Siang hari pun tiba, aku membawa naura ke
suatu tempat, tempat yang indah, terdapat banyak tumbuhan yang kebetulan aku
yang merawat nya.
Disana aku melihat Bembi dan Amel asik
berduaan. Terlihat akrab sekali.
"Hey kalian disini juga?" Ujar ku
berbicara pada Bembi dan Amel.
"Cieeee...." Ujar Naura meledek.
"Apasih kalian?" Ujar Amel tersipu
malu.
"Iya, apaan sih kalian." Ujar
Bembi.
"Dilihat dari gerak-gerik Amel, kaya
nya si amel mulai ada rasa sama Bembi. Wah keren juga tuh si bembi, pake mantra
apaan ya dia?" Ujar ku dalam hati.
"Oiya ki, kamu ngapain ngajak aku
kesini?" Ujar Naura.
"Mau siram tanaman. Kalo siang begini
aku sering siram tanaman disini. Gatau kenapa, suka aja gitu sama makhluk
hidup." Ujar ku.
"Tapi, kenapa tumbuhan?" Naura
bertanya.
"Tumbuhan itu unik, dia juga rapuh.
Dia itu ibarat hati. Jika hati itu dipupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan
kasih sayang yang tulus maka dia akan tumbuh. Namun sebalik nya, jika tumbuhan
gak di pupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus maka
dia akan mati. Begitu juga hati" Ujar ku sambil tersenyum.
"Tunggu deh, kamu kok ngingetin aku
sama seseorang yah?" Ujar Naura.
"Sama siapa?" Ujar ku dengan rasa
ingin tahu.
"Ehh, gajadi deh. hehe" Ujar
Naura sambil tertawa. "Kita makan yuk, aku laper" Ujar Naura
mengalihkan pembicaraan.
"Hmm.. ide bagus tuh, yaudah sekalian
ajak Bembi sama Amel aja" Ujar ku.
"Bem, mel.. makan yuk" Ujar
Naura.
"Kalian duluan aja, aku masih pengen
disini sama Bembi" Ujar Amel.
"Oh yaudah kalo gitu kita duluan
yaa" Ujar ku.
"Iya, hati-hati ya" Ujar Bembi
dan Amel.
***
Malam pun tiba, ditemani kesunyian dibawah
kelam nya malam. Tiba-tiba ku teringat dengan Naura, ku teringat dengan
senyuman manis nya. Yang sekilas mirip dengan Yasmin. Sahabat sekaligus pacar
ku dulu.
Tuhan, kau ciptakan aku dengan seonggok
daging dan segumpal darah dengan nyawa kau hadirkan cinta. Cinta yang bisa
membuat semua orang menjadi gila. Ini yang sedang aku alami tuhan, ini yang
sedang aku rasakan. Aku tak mau menahan deras nya air mata yang keluar dari
kelopak mata menuju pipi lembut ku. Biarkan rasa ini tetap bertahan, tuhan. Aku
mencinta nya, dimana dia sekarang tuhan? Kapan dia balik kesini? rindu ini
sulit diutarakan, sampaikan salam ku untuk nya tuhan, iya kepada nya. Orang
yang aku sayangi. Dia Yasmin.
Aku bingung tuhan, kenapa kau pertemukan
aku dengan seseorang yang mirip sekali dengan Yasmin, Naura nama nya. Sedikit
demi sedikit rasa ini mulai tumbuh dengan kehadiran nya, namun di satu sisi aku
mau menjaga perasaan Yasmin. Sesuai dengan janjiku dulu pada nya. Aku gak mau
menyakitinya.
Entah apa yang membuatku ingin menghubungi
Naura, aku ambil handphone dan mulai menelfon Naura.
Tut..tut..tut
"Hallo, siapa nih?" Ujar Naura.
"Aku Rizki, ra." Ujar ku.
Kebetulan saat di tempat makan tadi aku
sempat meminta nomer telfon Naura.
"Oh iya, kenapa ki?" Naura
bertanya.
"Hmm.. gini ra, besok malem mau ikut
aku gak?" Ujar ku.
"Kemana?" Ujar Naura.
"Ke taman aja, ada yang mau aku
omongin." Ujar ku.
"Yaudah besok aku tunggu di taman
ya" Ujar Naura.
Aku sengaja ajak Naura ke taman, aku mau
mastiin kalo dia Yasmin apa bukan.
***
Terdengar suara gerucukan air ditaman,
ditambah indahnya lampu taman dan asrinya pepohonan. Saat itu pukul 20.02 Wib.
Kulihat ada seorang perempuan berambut panjang dengan baju merah muda duduk di
bangku yang sedikit bekarat. Dia Naura, dia terlihat cantik malam itu.
"Udah lama ra? Sorry telat" Ujar
ku dengan rasa bersalah.
"Enggak kok. Baru satu jam yang
lalu" Ujar Naura.
"Hah? yang bener? serius?" Ujar
ku makin ngerasa bersalah.
"Hehe, enggak kok bercanda" Ujar
Naura sambil tertawa.
"Ohhh.. duh kamu becanda aja"
Ujar ku.
"Ki, aku mau cerita." Ujar Naura.
"Cerita apa?" Ujar ku.
"Keluarga aku bertengkar terus, aku
muak. Aku lebih nyaman disini, sama kamu." Ujar Naura sedikit menangis.
"Udah dong kamu jangan nangis, usap
air mata nya, bahu aku cukup kuat kok buat dijadikan tempat bersandar"
Ujar ku sambil menarik hidung mancung nya. "Udah ya jangan nangis
lagi"
"Ki, kamu semakin ngingetin aku sama
seseorang. Dia pacar aku, dia tinggal di bogor. Dia mirip banget sama kamu, dia
sering banget nenangin aku ketika aku ada masalah. Setelah itu dia tarik hidung
aku sambil bilang kamu jangan nangis lagi ya" Ujar Naura menangis.
"Hah? Bogor itu kan kampung halaman
ku. Jangan..jangan.." Ujar ku dalam hati.
Naura penasaran. "Ki arti cinta
menurut kamu apa sih?" Naura memancing.
"Cinta itu putih, cinta itu bersih.
Namun.. cinta itu bisa berubah menjadi kusam, ketika cinta itu gak dirawat, gak
di pupuki oleh rasa perhatian, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus dari
seseorang yang memiliki cinta." Ujar ku.
Bembi pun tiba-tiba datang dari arah jam 6
tepatnya dibelakang kami, dia bersama Amel. "Cinta itu menjaga, menjaga
dia seutuhnya, menjaga suatu perasaan, menjaga hati, menjaga perbuatan yang
tidak diinginkan dalam hubungan. Perkelahian contohnya" Ujar Bembi
menyambar.
"Cinta itu mendengarkan, ketika dia
resah, ketika gundah, ketika suatu masalah datang menghampiri, dan cinta itu
saling mengerti, karna cinta akan jauh lebih indah ketika keduanya saling
mengerti satu sama lain" Ujar Naura mengingat masa kecil nya dulu bersama
Aku dan Bembi.
Aku dan Bembi kaget melihat Naura berkata
sepeti itu, itu persis dengan kata-kata Yasmin yang sering diucapkan nya dulu.
"Ka..ka..mu, kamu Naura Yasmin
Zarantina bukan?" Ujar ku gugup serta penasaran.
"Apa bener ini Yasmin? Yasmin yang
dulu lugu, pakai kacamata, rambut di kepang dua dan sekarang berubah jadi
cantik kaya gini?" Bembi kaget dan gak percaya.
"Iya, Aku Yasmin, Kamu Rizki Fadillah
kan? Dan kamu Bembi prasetyo kan? Aku kangen kalian" Yasmin menangis dan
spontan memeluk aku dan Bembi.
Ternyata bener yang kuduga, seorang
perempuan cantik berambut panjang dengan hidung mancung itu ternyata Yasmin.
Naura Yasmin Zarantina. Pacar ku kembali, aku sangat senang.
"Kalian saling kenal?" Ujar Amel.
"Iya, kami itu sahabat. Aku pergi ke
bangkok ikut orang tua ku. Aku tinggal dan sekolah disana." Ujar Yasmin.
Akupun bernostalgia malam itu. Bercengkrama
di suatu malam dipayungi dengan lampu taman dan gerucukan air di taman yang
memberi kesan lebih tenang.
***
Aku bingung, tadi di gerbang sekolah aku
melihat Yasmin terlihat murung. Seperti ada beban dalam dirinya. Kenapa dia?
Apa mungkin dia gak suka bertemu sahabat lama nya? Kenapa, tuhan?
Bel istirahat di bunyikan, tepat pukul 9.45
Wib. Aku bergegas menghampiri Yasmin ke kelas nya.
"Yas kamu kenapa? murung gitu, cerita
dong" Ujar ku.
"hehe gak apa-apa kok ki" Ujar
Yasmin dengan senyum palsu nya.
"Oh jadi aku gak boleh tau? aku pacar
kamu, aku sahabat kamu, dan aku gak boleh tau masalah kamu. Gitu?" Ujar ku
kesal.
Yasmin spontan memeluk ku dan menangis.
"Ibu ku meninggalkan surat ki, dia pergi ninggalin aku dan papah"
Ujar Yasmin sambil menangis.
"Gak mungkin seseorang pergi tanpa
alasan, sini surat nya aku mau lihat" Ujar ku penasaran.
Surat itu berisi tentang: "Yas, maafin
mama. Mama pergi, mama gak kuat atas perlakuan papah kamu, mama ninggalin
kalian karna kesalahan papah kamu. Mama capek berantem terus, usaha papah
disana udah bangkrut, sekarang kita tinggal di kontrakan, papah juga
sakit-sakitan karna ulah nya sendiri. Dia ngerokok, minum-minuman keras. Main
judi, main perempuan, batin mama teriris yas. Mama cari uang buat kamu, karna
gak mungkin kamu terus-terusan pakai sisa harta papah kamu. Suatu saat nanti
itu akan habis, ditambah buat biaya
rumah sakit papah kamu. Mamah pergi yas, Wassalam.
Tanpa sadar bulir-bulir air keluar dari
kelopak mata ku, dan ku lihat wajah Yasmin yang penuh beban. Mungkin juga aku
akan nangis kalo berada di posisi dia. Oh jadi alasan Yasmin pulang itu karna
ini. Tapi yang aku salut dia mencoba tetap tegar.
Bel isitirah pun usai, kini para
siswa/siswi memasuki ke kelas masing-masing.
"Yas, aku kembali ke kelas ya, kamu
jangan nangis lagi, ada aku disini, aku akan temenin kamu, kita rawat papah
kamu bareng-bareng" Ujar ku sambil menarik hidung nya.
"Aduh sakit, iya makasih ya ki. Aku
sayang kamu" Ujar Yasmin.
Akupun sampai dikelas dengan keadaan wajah
tertunduk dan murung.
"Ki, lo kemana aja? gue tungguin juga
tadi" Ujar bembi.
"Gue dari kelasnya Yasmin, Bem."
Ujar ku.
"Oh tapi kok lo murung gitu sih?"
Ujar Bembi.
"Gak apa-apa kok. Lo juga tuh, lo aja
murung gitu" Ujar ku.
"Gue putus sama Amel" Ujar Bembi
penuh kekecewaan.
"Hah? lo kapan jadian? Kok gak
cerita?" Ujar ku kesal.
"Yaudahlah percuma juga, udah
putus" Ujar Bembi sedih.
***
Bel sekolah pun berbunyi, seluruh
siswa/siswi meninggalkan kelas. Aku berencana ingin mengantar Yasmin pulang.
Namun, aku cari dari kantin sampai gerbang gak ada Yasmin.
Kemudian datanglah teman nya Yasmin membawa
kabar buruk.
"Ki, tadi seusai bel istirahat sekolah
Yasmin izin sama guru. Dia ingin pulang, gaenak badan kata nya. Nah itu dia,
saat di perjalanan, sepeda motor yang di tunggangi nya oleng dan menabrak mini
truck. Kaya nya sih ada benturan keras gitu dibagian kepala nya, sekarang dia
ada dirumah sakit harum ruang teratai lantai dua." Ujar teman Yasmin.
Akupun kaget serta kebingungan...
Tuhan...apalagi ini? Kenapa semua ini terjadi? Cukup tuhan, hentikan semua ini.
"Oh yaudah, terimakasih yah" Ujar
ku.
"Iya, sama-sama" Ujar teman
Yasmin yang berambut panjang dan cantik itu.
Aku pun langsung berangkat kerumah sakit,
dan bembi ku suruh untuk kerumah Yasmin untuk memberi obat dan merawat Papah
nya Yasmin sekalian memberi kabar bahwa Yasmin kecelakaan.
Sesampainya dirumah sakit pukul 13.43 Wib.
Aku berlari menuju lantai dua ruang teratai. Ku masuki ruang tersebut, tergolek
sosok perempuan yang sudah dibaluti perban di kepala nya. Iya, dia Yasmin.
Akibat benturan yang keras dibagian kepala,
Yasmin mengalami kerusakan pada otak nya. Hilangnya fungsi otot yang
menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di wilayah yang
terpengaruh. Besar kemungkinan bahwa Yasmin akan mengalami kelumpuhan.
"Yas kamu bangun dong, ayo kita main
kaya dulu lagi, kita jalan-jalan." Ujar ku.
"Oiya, inget gak? sebelum kamu pergi,
kamu pernah bilang kalo nanti kita ketemu lagi, kita bakal ketemu di tempat
yang sama. Di danau. Di danau tempat biasa kita main." Ujar ku sambil
menangis.
"Kamu kok gak jawab, kamu kok diem
aja" Aku tak kuasa menahan air mata.
Air mata mengalir deras, tangis ini tak
bisa ditahan, orang yang sangat disayangi hanya bisa terdiam dan berbaring tak
berdaya. Kata dan doa terlantun untuk diri nya. Tuhan, kalo boleh beri dia
kesempatan untuk hidup walau ganjaran nya harus lumpuh. Aku siap menjaga nya,
aku siap merawat nya, tolong dengar pinta ku tuhan :(" Ujar ku sambil
meneteskan air mata yang begitu derasnya.
Mata Yasmin terbuka, mulut Yasmin mengucap,
tak banyak yang diucap, dia sesekali menyebut papah. Entah apa yang aku rasakan
atau senang melihat Yasmin terbangun atau sedih melihat Yasmin terbaring tak
berdaya. Entahlah..
"Pah..pah.. aku dimana?" Ujar
Yasmin bingung.
"Yas, kamu udah bangun?" Ujar ku.
"Aku dimana ki, kepala aku sakit
banget." Ujar Yasmin.
"Ki, kok tangan aku gak bisa
digerakin? kaki ku juga." Yasmin pun menjerit dan menangis.
Hal yang ku takutkan pun terjadi, air mata
pun turun begitu derasnya. Hati terasa tersayat pedang tajam melihat seseorang
yang disayang lemah tak berdaya.
Terdengar suara langkah kaki dengan
tergesa-gesa. Bembi membawa kabar. Papahnya Yasmin meninggal.
***
Seminggu kemudian.
"Udah kamu gausah sedih lagi, kan ada
aku disini. Papah kamu juga udah tenang kok di alam sana" Ujar ku
menyemangati.
"Kamu disini aja ya, temenin
aku." Ujar Yasmin yang duduk di kursi roda.
"Oiya nanti kamu ikut aku ya, kita ke
danau tempat kita main dulu." Ujar ku.
"Terserah kamu aja ki." Ujar
Yasmin tersenyum kecil.
***
Sampai pada waktunya, aku dan Yasmin tiba
di danau. Tempat kami bermain dulu. Bunga bermekaran dan hewan-hewan tertawa
riang menyambut kedatangan kami.
"Tempat ini gak berubah ya, sama kaya
dulu" Ujar Yasmin.
"Iya, tempat ini gak berubah, tetap
indah seperti dulu." Ujar ku.
"Ki aku mau ngomong." Ujar
Yasmin.
"Apa?" Ujar ku.
"Kaya nya kebahagiaan kamu bukan aku
deh, kamu bisa kok nyari yang lebih baik dari aku. Aku ikhlas." Ujar
Yasmin dengan menangis di kursi roda nya.
"Kenapa? kamu minder dengan keadaan
kamu yang sekarang? Emang dengan keadaan kamu yang kaya gini, kenapa? kamu
fikir aku akan pergi ninggalin kamu? Aku tetap mau jagain kamu, sampai kamu
sembuh, sampai kamu bisa jalan bersama aku lagi, kita lewat semuanya
bersama." Ujar ku dengan sedikit menangis.
"Ki makasih banget yaa, aku sayang
kamu" Ujar Yasmin sambil menangis dibalik senyuman nya.
"Aku juga sayang sama kamu, kamu
jangan pernah tinggalin aku ya" Ujar ku sambil mengecup kening nya.
Yasmin menyuruh ku untuk menunduk, dia
berbisik di telinga ku. Dan dia berkata:
Ki, kalo nanti aku pergi. Jangan pernah
kamu lupain kenangan kita yah... di danau ini, di kursi roda ini semua kenangan
terukir disini. Aku akan coba berjalan walau tertatih, aku akan coba berdiri
walau itu sulit. Kita akan mencapai puncak kebahagiaan kita nanti. Sampai tuhan
memisah kan kita, sampai tuhan melepaskan ikatan kita. Yang harus kamu tahu,
aku sayang kamu, aku mau sehat lagi, seperti dulu waktu kita bersama lagi. Aku
sayang kamu :* Love you :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar