http://www.4shared.com/mp3/bmyYEkmJce/Pharrell_-_Happy__Despicable_M.htm

Senin, 17 Maret 2014


Kertas, Pensil dan Penghapus

Jadikanlah persahabatan kita ini seperti kertas, pensil dan penghapus yang dapat saling menutupi kekurangan satu sama lain, pensil yang dapat mengisi kekosongan di kertas, penghapus yang dapat menghapus segala kesalahan yang pernah di buat sang pensil dan selembar kertas yang akan membuat mereka barguna.

Nama gue Jimmy Reynaldo, biasa dipanggil Billie Joe Armstrong, hahaha mungkin gue aja yang terlalu kePe-Dean pengen dipanggil gitu. Ini pertama kalinya gue nulis cerita. Jadi wajar kalau masih banyak yang salah.

Gue ngefans banget sama Group Band asal Amerika “GreenDay”, itu jadi salah satu alesan kenapa gue pingin dipanggil Billie Joe Armstrong, yaa meski begitu temen temen gue tetap manggil gue Jimmy.

Gue punya tongkrongan yang di kasih nama Corpse (mayat), nama itu di ambil karena kita emang kayak mayat hidup, yang keluar selalu malem dan baliknya selalu pagi, hahaha..

Temen temen gue orangnya juga asik asik, gak pernah lupa sama kacang dan kulitnya, yaa mungkin karena kita sering makan kacang, hahaha.

Tongkrongan gue memang gak terlalu banyak anak anaknya, tapi biarpun kita sedikit kita tetap asik, tetap solid dan yang paling penting kita gak pernah menomorduakan persahabatan.

Tapi belakangan ini corpse gak kayak dulu lagi, anak-anaknya pada sibuk sama urusan mereka masing masing, yaa begitu lah hidup.

Sekarang kita tinggal berempat, gue, Rega, Rony dan Fandry. Rega, dia orangnya asik, baik, loyal kalau ada duit dan menurut gue dia paling setia kawan. Rony, dia orangnya kocak abis, terkadang kayak orang beloon, hahaha Fandry, dia juga asik, dia temen seperjalanan sekolah gue,

Cerita ini bermula di suatu sore yang panas tepatnya tanggal 27 Desember 2011, gue yang seperti biasa selalu santai sambil dengerin musik dan lagu lagu GreenDay di depan rumah tiba tiba mendapat sms dari Rega, gue di suruh ke rumahnya, gak pake basa basi gue langsung cabut ke rumahnya, sesampainya di rumah Rega ternyata temen temen gue udah pada kumpul di situ, gue pun turun dari motor dan menyapa temen temen gue dengan nada asik. “hey corpse, what’s up?” dan gue langsung duduk ikut santai bareng.
 Gak lama kemudian Rega keluar dari Rumahnya, “eh elo jim, udah lama sampe nya?” tanya Rega, “belum Gaa, baru juga gue sampe” balas gue.
 Rega pun langsung duduk sambil mengeluarkan Kartu dari kantongnya, “wah asik nih, maen apa? Poker atau capsah?” tanya Fandry, “Bebas lah gue mah” sahut Rony, “okelah kalo begitu kita maen Poker aja” ucap Rega, “yang kalah jadi kacung ya, mau di suruh apa aja harus mau, gimana? Setuju?” ungkap gue pada mereka, “oke, siapa takut” balas mereka bertiga.

Permainan pun berlangsung cukup lama dan akhirnya gue yang berhasil memenangkan permainan dan Rony yang paling sering kalah, sesuai perjanjian Rony pun jadi kacung gue untuk sementara, Gue pun memanfaatkan kesempatan ini sebisa mungkin, dan Rony langsung gue suruh ini dan itu, tapi gak berapa lama kemudian setelah gue suruh suruh Rony pun pingsan seketika, Rega dan Fandry langsung menghapiri dan membawanya ke kamar, gue pikir dia cuma akting karena malas gue suruh suruh, tapi ternyata dia pingsan beneran, sontak Rega dan Fandry pun langsung marah dan mengomeli gue, “tolol lo, dia kan punya penyakit lemah jantung!!!” ucap Rega, “yaa gue kan gak tau, lo juga jangan nyalahin gue sepenuhnya dong!” ucap gue menyangkali kesalahan, “sekarang kalo udah gini lo bisa apa? Lo udah seneng buat temen lo sendiri kayak gini, hah? Sekarang mendingan lo pergi dari rumah gue, udah males gue punya temen egois kayak lo” ucap Rega dengan penuh emosi, dan gue pun langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “gila, awalnya senang senang, akhirnya malah jadi kayak gini” gerutu gue dalam hati.

Setelah kejadian itu, dua minggu sudah gue mengurung diri di rumah dengan hati penuh rasa bersalah.
 Sore itu waktu berjalan lama sekali, dan gue seperti mendengar pintu rumah gue terketuk di iringi suara seseorang memanggil manggil nama gue, gue pun langsung menghampiri dengan maksud melihat dan membukakan pintu. Tapi apa daya gue, gue kaget seketika melihat seorang cewek sedang berdiri di depan gue, dan ternyata Anita, Anita ini juga salah satu temen gue yang suka gabung nongkrong bareng anak Corpse.
 “eh elo nit, tumben banget mampir, ada apa?” tanya gue pada anita, “cuma mau main aja kok, gak boleh emang?” timpal nya, “boleh kok, ayo masuk, memang begini keadaan rumah gue, agak berantakan”, “iya gak papa” timpalnya lagi, “mau minum apa nit?” tanya gue menawarkan minum, “gak usah lah, gue cuma mampir sebentar kok, cuma mau tanya sesuatu sama lo” balasnya, “tanya apa ya?” Sahut gue sambil memasang raut muka yang penasaran, “emm.. Lo lagi ada masalah ya sama anak-anak corpse?” tanya anita, sontak pertanyaan itu membuat gue kaget, “engg. Engg.. Enggak kok.. Lo kata siapa?” jawab gue agak sedikit gugup, “lo gak bisa bohongin diri lo sendiri jim, keliatan dari mata lo kalo lo bohong”, gue memang paling gak bisa bohong, apa lagi di depan cewek cantik dan baik kayak anita, “iiyy, iiyaa nitt, taaappii..”, belum selesai gue ngomong anita sudah meletakkan jari telunjuk nya di bibir gue, sambil berkata, “jangan bohongin diri lo sendiri, lakakukan apa yang harus lo lakukan, lo bukan siapa siapa tanpa mereka, begitu juga mereka” Kata kata anita telah menyadarkan gue, kalau gue memang bukan siapa siapa tanpa temen temen gue, tanpa pikir panjang lagi gue langsung lari secepat mungkin menuju kendaraan gue dan meninggal kan anita, “mau kemana lo jim?” tanya anita. “gue mau ngelakuin apa yang harus gue lakuin dari dulu,” teriak gue sambil mengendarai dan memacu kecepatan kendaraan gue menuju tempat biasa kami nongkrong.

Sesampainya di sana gue gak ngelihat siapa siapa alias sepi, gue pun memanggil manggil mereka tetapi gak ada jawaban sama sekali, “mungkin mereka udah gak mau kenal lagi sama gue” ucap gue dalam hati sambil berjalan meninggalkan tempat itu, tak berapa lama kemudian gue mendengar sepeti sekelompok orang sedang bernyanyi tepat di belakang gue, gue pun langsung menoleh ke belakang, dan ternyata.. “happy birthday to you, happy birthday to you” ternyata temen-temen gue yang lagi nyanyi lagu itu buat gue,
 “selamat ulang tahun jimmy” ucap mereka beramai-ramai, gue seperti membeku, gue gak bisa ngomong apa apa, cuma rasa terharu yang gue rasain,
 Dan tiba tiba ada yang menepuk pundak gue dari belakang, ternyata itu anita yang membawa kue sambil ngucapin selamat ulang tahun dan mencium pipi kanan gue, lagi lagi gue cuma bisa diam dan merasa sangat bahagia,
 “makasih banget ya sob, gue gak tau harus ngomong apa, tapi gue senang banget, dan maafin gue juga ya udah bersikap egois selama ini, gue sadar gue bukan apa apa tanpa kalian”, “santai aja bro, waktu itu kita cuma ngerjain lo doang, hehehe” ucap mereka, “dan memang ini yang kita rencanain, hahaha, tapi lo senang kan?” ucap Rony, “senang banget gue punya temen kayak kalian semua, gue janji gue bakal rubah sikap egois gue, hehe” ungkap gue kepada mereka, “nah gitu dong, kita kan kertas, pensil dan penghapus yang saling melengkapi” ucap Fandry, “oke, kalo gitu kita langsung ke rumah gue aja, kita rayain ulang tahun jimmy dan kembali nya kita dalam CORPSE” ucap rega pada semua, “oke, berangkat”

Sekarang gue jadi lebih mengerti arti dari persahabatan lebih dari sekedar mengutamakan diri sendiri, karena dalam persahabatan kita semua adalah satu dan saling melengkapi.

Demikian lah kisah gue bersama anak anak corpse, hikmah yang bisa gue petik adalah “kita bukan apa apa tanpa teman, dan jadikanlah persahabatan kita seperti kertas, pensil dan penghapus yang saling melengkapi satu sama lain”


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar