Kertas, Pensil dan Penghapus
Jadikanlah persahabatan kita ini seperti
kertas, pensil dan penghapus yang dapat saling menutupi kekurangan satu sama
lain, pensil yang dapat mengisi kekosongan di kertas, penghapus yang dapat
menghapus segala kesalahan yang pernah di buat sang pensil dan selembar kertas
yang akan membuat mereka barguna.
Nama gue Jimmy Reynaldo, biasa dipanggil
Billie Joe Armstrong, hahaha mungkin gue aja yang terlalu kePe-Dean pengen
dipanggil gitu. Ini pertama kalinya gue nulis cerita. Jadi wajar kalau masih
banyak yang salah.
Gue ngefans banget sama Group Band asal
Amerika “GreenDay”, itu jadi salah satu alesan kenapa gue pingin dipanggil
Billie Joe Armstrong, yaa meski begitu temen temen gue tetap manggil gue Jimmy.
Gue punya tongkrongan yang di kasih nama
Corpse (mayat), nama itu di ambil karena kita emang kayak mayat hidup, yang
keluar selalu malem dan baliknya selalu pagi, hahaha..
Temen temen gue orangnya juga asik asik,
gak pernah lupa sama kacang dan kulitnya, yaa mungkin karena kita sering makan
kacang, hahaha.
Tongkrongan gue memang gak terlalu banyak
anak anaknya, tapi biarpun kita sedikit kita tetap asik, tetap solid dan yang
paling penting kita gak pernah menomorduakan persahabatan.
Tapi belakangan ini corpse gak kayak dulu
lagi, anak-anaknya pada sibuk sama urusan mereka masing masing, yaa begitu lah
hidup.
Sekarang kita tinggal berempat, gue, Rega,
Rony dan Fandry. Rega, dia orangnya asik, baik, loyal kalau ada duit dan
menurut gue dia paling setia kawan. Rony, dia orangnya kocak abis, terkadang
kayak orang beloon, hahaha Fandry, dia juga asik, dia temen seperjalanan
sekolah gue,
Cerita ini bermula di suatu sore yang panas
tepatnya tanggal 27 Desember 2011, gue yang seperti biasa selalu santai sambil
dengerin musik dan lagu lagu GreenDay di depan rumah tiba tiba mendapat sms
dari Rega, gue di suruh ke rumahnya, gak pake basa basi gue langsung cabut ke
rumahnya, sesampainya di rumah Rega ternyata temen temen gue udah pada kumpul
di situ, gue pun turun dari motor dan menyapa temen temen gue dengan nada asik.
“hey corpse, what’s up?” dan gue langsung duduk ikut santai bareng.
Gak
lama kemudian Rega keluar dari Rumahnya, “eh elo jim, udah lama sampe nya?”
tanya Rega, “belum Gaa, baru juga gue sampe” balas gue.
Rega
pun langsung duduk sambil mengeluarkan Kartu dari kantongnya, “wah asik nih,
maen apa? Poker atau capsah?” tanya Fandry, “Bebas lah gue mah” sahut Rony,
“okelah kalo begitu kita maen Poker aja” ucap Rega, “yang kalah jadi kacung ya,
mau di suruh apa aja harus mau, gimana? Setuju?” ungkap gue pada mereka, “oke,
siapa takut” balas mereka bertiga.
Permainan pun berlangsung cukup lama dan
akhirnya gue yang berhasil memenangkan permainan dan Rony yang paling sering
kalah, sesuai perjanjian Rony pun jadi kacung gue untuk sementara, Gue pun
memanfaatkan kesempatan ini sebisa mungkin, dan Rony langsung gue suruh ini dan
itu, tapi gak berapa lama kemudian setelah gue suruh suruh Rony pun pingsan
seketika, Rega dan Fandry langsung menghapiri dan membawanya ke kamar, gue
pikir dia cuma akting karena malas gue suruh suruh, tapi ternyata dia pingsan
beneran, sontak Rega dan Fandry pun langsung marah dan mengomeli gue, “tolol lo,
dia kan punya penyakit lemah jantung!!!” ucap Rega, “yaa gue kan gak tau, lo
juga jangan nyalahin gue sepenuhnya dong!” ucap gue menyangkali kesalahan,
“sekarang kalo udah gini lo bisa apa? Lo udah seneng buat temen lo sendiri
kayak gini, hah? Sekarang mendingan lo pergi dari rumah gue, udah males gue
punya temen egois kayak lo” ucap Rega dengan penuh emosi, dan gue pun langsung
pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “gila, awalnya senang senang,
akhirnya malah jadi kayak gini” gerutu gue dalam hati.
Setelah kejadian itu, dua minggu sudah gue
mengurung diri di rumah dengan hati penuh rasa bersalah.
Sore
itu waktu berjalan lama sekali, dan gue seperti mendengar pintu rumah gue
terketuk di iringi suara seseorang memanggil manggil nama gue, gue pun langsung
menghampiri dengan maksud melihat dan membukakan pintu. Tapi apa daya gue, gue
kaget seketika melihat seorang cewek sedang berdiri di depan gue, dan ternyata
Anita, Anita ini juga salah satu temen gue yang suka gabung nongkrong bareng
anak Corpse.
“eh
elo nit, tumben banget mampir, ada apa?” tanya gue pada anita, “cuma mau main
aja kok, gak boleh emang?” timpal nya, “boleh kok, ayo masuk, memang begini
keadaan rumah gue, agak berantakan”, “iya gak papa” timpalnya lagi, “mau minum
apa nit?” tanya gue menawarkan minum, “gak usah lah, gue cuma mampir sebentar
kok, cuma mau tanya sesuatu sama lo” balasnya, “tanya apa ya?” Sahut gue sambil
memasang raut muka yang penasaran, “emm.. Lo lagi ada masalah ya sama anak-anak
corpse?” tanya anita, sontak pertanyaan itu membuat gue kaget, “engg. Engg..
Enggak kok.. Lo kata siapa?” jawab gue agak sedikit gugup, “lo gak bisa
bohongin diri lo sendiri jim, keliatan dari mata lo kalo lo bohong”, gue memang
paling gak bisa bohong, apa lagi di depan cewek cantik dan baik kayak anita,
“iiyy, iiyaa nitt, taaappii..”, belum selesai gue ngomong anita sudah
meletakkan jari telunjuk nya di bibir gue, sambil berkata, “jangan bohongin
diri lo sendiri, lakakukan apa yang harus lo lakukan, lo bukan siapa siapa
tanpa mereka, begitu juga mereka” Kata kata anita telah menyadarkan gue, kalau
gue memang bukan siapa siapa tanpa temen temen gue, tanpa pikir panjang lagi
gue langsung lari secepat mungkin menuju kendaraan gue dan meninggal kan anita,
“mau kemana lo jim?” tanya anita. “gue mau ngelakuin apa yang harus gue lakuin
dari dulu,” teriak gue sambil mengendarai dan memacu kecepatan kendaraan gue
menuju tempat biasa kami nongkrong.
Sesampainya di sana gue gak ngelihat siapa
siapa alias sepi, gue pun memanggil manggil mereka tetapi gak ada jawaban sama
sekali, “mungkin mereka udah gak mau kenal lagi sama gue” ucap gue dalam hati
sambil berjalan meninggalkan tempat itu, tak berapa lama kemudian gue mendengar
sepeti sekelompok orang sedang bernyanyi tepat di belakang gue, gue pun langsung
menoleh ke belakang, dan ternyata.. “happy birthday to you, happy birthday to
you” ternyata temen-temen gue yang lagi nyanyi lagu itu buat gue,
“selamat ulang tahun jimmy” ucap mereka
beramai-ramai, gue seperti membeku, gue gak bisa ngomong apa apa, cuma rasa
terharu yang gue rasain,
Dan
tiba tiba ada yang menepuk pundak gue dari belakang, ternyata itu anita yang
membawa kue sambil ngucapin selamat ulang tahun dan mencium pipi kanan gue,
lagi lagi gue cuma bisa diam dan merasa sangat bahagia,
“makasih banget ya sob, gue gak tau harus
ngomong apa, tapi gue senang banget, dan maafin gue juga ya udah bersikap egois
selama ini, gue sadar gue bukan apa apa tanpa kalian”, “santai aja bro, waktu
itu kita cuma ngerjain lo doang, hehehe” ucap mereka, “dan memang ini yang kita
rencanain, hahaha, tapi lo senang kan?” ucap Rony, “senang banget gue punya
temen kayak kalian semua, gue janji gue bakal rubah sikap egois gue, hehe”
ungkap gue kepada mereka, “nah gitu dong, kita kan kertas, pensil dan penghapus
yang saling melengkapi” ucap Fandry, “oke, kalo gitu kita langsung ke rumah gue
aja, kita rayain ulang tahun jimmy dan kembali nya kita dalam CORPSE” ucap rega
pada semua, “oke, berangkat”
Sekarang gue jadi lebih mengerti arti dari
persahabatan lebih dari sekedar mengutamakan diri sendiri, karena dalam
persahabatan kita semua adalah satu dan saling melengkapi.
Demikian lah kisah gue bersama anak anak
corpse, hikmah yang bisa gue petik adalah “kita bukan apa apa tanpa teman, dan
jadikanlah persahabatan kita seperti kertas, pensil dan penghapus yang saling
melengkapi satu sama lain”
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar